Kerusakanhutan mangrove lebih banyak akibat alih fungsi menjadi tambak, permukiman, industri, dan perkebunan. industri, dan perkebunan. Bukan saja akibat alih fungsi lahan mangrove, tapi juga akibat pembalakan liar. Kayu mangrove dicuri untuk dijadikan material bangunan, kapal, batu arang, dan kayu bakar. Morfologi Spesies Mangrove di
Tanamandurian biasa dijumpai di hutan Malaysia, Sumatera dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. merupakan salah satu masalah utama yang banyak dijumpai oleh petani padi dan menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian baik dilapangan maupun hasil alih fungsi lahan dari pertanian menjadi lahan non pertanian, seperti jalan, perumahan
SemuaTentang Hutan - Flora, Pertanian & Perkebunan. Kunjungi DISKUSI dan INFORMASI Semua Tentang Hutan Hal itu dikarenakan praktek tambang terbuka di hutan lindung Indonesia dengan adanya pengesahan Perpu No.1/2004 tentang perubahan UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan. yang termasuk dalam Koalisi Penolakan Alih Fungsi Hutan menjadi
Daerahpuncak bogor merupakan daerah yang sejuk, banyak dimanfaatkan untuk perkebunan dan hutan. namun saat ini sudah banyak alih fungsi lahan oleh manusia yang awalnya merupakan perkebunan atau hutan sekarang menjadi bangunan seperti hotel dan villa. jika alih fungsi lahan terus menerus terjadi, maka dampak yang ditimbulkan yaitu: menurunnya
deforestasidan alih fungsi lahan hutan (Koneri, 2008). Oleh karenanya kekayaan spesies kupu-kupu yang hutan karet, kebun kelapa sawit dan lokasi-lokasi wisata. Keempatnya dipilih karena merupakan jenis- pola yang umum dijumpai di berbagai tempat lain. Menurut Corbet & Pendlebury (1992) jumlah spesies yang terhimpun dalam famili ini
terjadiakibat alih fungsi lahan, dari lahan hutan menjadi lahan pertanian atau lahan non pertanian lainnya. Hal ini akan sangat terasa bila terjadi pada hulu suatu daerah aliran sungai (DAS). Daerah hulu yang terbuka akan mempercepat proses pelapukan dan kehilangan bahan organiknya. Tanah dengan BO yang rendah akan menyebabkan
Hutanseluas itu menjadi rumah bagi 6% dari flora dan fauna dunia. Ada pula satwa unik, seperti Orangutan yang bergantung pada hutan sebagai satu-satunya habitat hidup alaminya. Sayangnya, akibat alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkebunan, dan tambang, WWF memperkirakan Kalimantan akan kehilangan 75% hutan pada tahun 2020.
Lahankritis di kawasan pegunungan banyak dijumpai pada pegunungan yang hutannya. Menghindari meluasnya alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit. 5. Mengambil tindakan yang tegas terhadap perusahaan tambang batubara yang mengabaikan reklamasi dan revegetasi. Penyebaran leaflet himbauan untuk tidak membakar hutan dan
tidakberalih fungsi dan yang melakukan alih fungsi. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi aksesibilitas pangan dianalisis dengan regresi logit. Hasil penelitian mengenai sumber pendapatan rumah tangga menunjukkan sebagian besar rumah tangga tidak alih fungsi maupun alih fungsi lahan, mempunyai pendapatan utama dari usahatani dan wiraswasta.
perkebunandan pertanian mengakibatkan penyebaran populasi siamang menjadi menurun. Hutan Lindung Register 25 Pematang Tanggang Kabupaten Tanggamus berbatasan dengan Hkm, rentan mengalami alih fungsi lahan sehingga memungkinkan populasi siamang semakin tertekan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ukuran kelompok, susunan komposisi umur
BJ2I. - Hutan tropis di Indonesia sangat bervariasi dari hutan di pegunungan, dataran rendah, sampai hutan pantai. Dikutip dari Buku SMP/MTS IPS Kelas VII 2017 oleh Ahmad Mushlih dkk, hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, luasnya mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia Kemenhut, 2011. Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Di Pulau Jawa, luas hutan telah berkurang karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan permukiman penduduk. Sedangkan, di Sumatra dan Kalimantan banyak ditemukan alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan. Baca juga Pengaruh Sistem Tanam Paksa/Cultuur Stelsel Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia Baca juga Mengenal Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia, Ada Sumber Daya Udara dan Tanah Ilustrasi TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA Selain hutannya yang luas, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ditemukan di tempat lainnya seperti anoa, burung maloe, dan komodo. Hasil hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis yang dimiliki Indonesia juga menghasilkan buah-buahan dan obat-obatan. Namun demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat jenis kayu yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut. 1. Kayu keruing, meranti, agathis dihasilkan terutama di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan. 2. Kayu jati banyak dihasilkan di Jawa Tengah.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seperti yang kita tahu, hutan merupakan kawasan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan berfungsi sebagai penyedia air bagi kehidupan, tempat tinggal hewan sekaligus tempat hidup berbagai tanaman. Ekosistem hutan sangatlah krusial bagi kehidupan makhluk bumi terutama manusia, dimana ekosistem tersebut tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa kayu - kayuan atau pepohonan, tetapi masih banyak potensi - potensi lain yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai fungsi ekosistem, hutan difungsikan sebagai penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sayangnya, akhir - akhir ini Indonesia telah didaulat sebagai negara dengan kerusakan hutan paling cepat di antara negara-negara lainnya yang memiliki hutan. Bahkan, pada tahun 2009 Guinnes Book of Record mencatat terjadi pengurangan lahan hutan Indonesia sekitar 2% setiap tahunnya. Kerusakan hutan tropis akibat adanya industri kelapa sawit, kertas dan pulp merupakan bencana ekologis yang menjadi kontributor utama emisi gas rumah kaca. Selama kurang lebih setengah abad lamanya, lebih dari 74 juta hektar hutan Indonesia seluas lebih dari dua kali ukuran negara Jerman telah ditebang, dibakar atau rusak. Dengan kata lain, hutan telah dialih fungsikan dan dieksploitasi menjadi lahan perkebunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS yang dipublikasikan pada Desember 2019 disebutkan bahwa luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 14,32 juta hektar. Dengan rincian, luas perkebunan besar sekitar 8,51 juta hektar dengan jumlah produksi kelapa sawit 26,57 juta ton. Perkebunan sawit ini sebagian besar dimiliki oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri. Contohnya Sinar Mas Agro Resources and Technology atau PT. Sinar Mas Group. Sinar Mas Group merupakan produsen terbesar minyak sawit, pulp dan kertas di Indonesia yang didirikan pada tahun 1962. Seperti dilansir dari laman kekuasaan grup usaha ini telah mencapai hektar lahan perkebunan kelapa sawit pada tahun 2009 dan terus berkembang hingga mencapai sekitar hektar pada tahun 2020. Lahan ini berada di wilayah provinsi Kalimantan dan Papua dengan perkiraan lahan hutan yang sangat luas para kritikus menyebutnya sebagai “Lahan simpanan”. Kemudian perusahaan Astra Argo Lestari yang pertama kali membuka lahannya di Provinsi Riau pada tahun 1984 kini memiliki lahan sekitar 286,8 hektar dengan pendapatan pertahunnya mencapai 17,45 triliun. Ada pula perusahaan Salim Ivomas Pratama yang berdiri sejak tahun 1992 memiliki lahan seluas 251,1 hektar. Perusahaan sawit ini menghasilkan produk yang cukup dikenal di pasaran yakni minyak Bimoli dan margarin Palmia dimana produk tersebut cukup diminati dan banyak dikonsumsi maraknya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tentunya memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana dengan majunya perkebunan kelapa sawit dapat menarik para pemilik modal besar untuk melakukan ekspansi industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Namun, dibalik itu industri kelapa sawit juga membawa banyak dampak negatif. Contohnya seperti ketimpangan agrarian, proletarisasi, masalah perburuhan, kerusakan lingkungan serta musnahnya habitat asli ketimpangan agrarian. Menurut Pandangan Marxisme, kemajuan teknologi telah menyebabkan kehancuran lingkungan dalam bidang pertanian. Dilansir pada laman Food and Agriculture Organization FAO menyebutkan bahwa keluarga petani pertanian, kehutanan, perikanan tangkap dan budidaya, peternakan merupakan penghasil pangan dunia. Lebih dari 570 juta hektar lahan pertanian di dunia, 500 juta hektar dimiliki oleh keluarga petani. Dimana dari lahan tersebut dapat menghasilkan 57% produksi pangan dunia. Namun berdasarkan data Sawit Watch, diperkirakan dalam kurun waktu tahun 2003 – 2013, jumlah petani Indonesia mengalami penuruna yang sangat drastis, yakni sekitar 5,07 juta. Ini sama dengan 1 petani hilang setiap Proletarisasi. Hilangnya garapan petani akibat adanya perkebunan sawit dalam skala besar. Hilangnya lahan garapan membuat para petani harus menjual tenaganya untuk bertahan hidup. Hal inilah yang dinamakan proletarisasi. Menurut pandangan Marxisme, proletarisasi merupakan peristiwa dimana petani melepaskan alat produksinya yakni berupa tanah kepada perusahaan atau kaum borjuis, yang mana kaum borjuis sebagai pemilik modal dan alat produksi ini akhirnya mempekerjakan para petani yang telah kehilangan mata pencaharian mereka. Para petani pun merasa tidak ada pilihan lain selain menjual tenaga kepada perusahaan atau menjadi masalah perburuhan. Sebagai kaum proletariat, para pekerja kelapa sawit sering tidak dianggap dan sering dipermainkan oleh para pemilik modal. Dan lagi - lagi, para proletariat tidak dapat melawan karena takut dengan konsekuensi yang akan diperoleh jika berani melawan, misalnya seperti pemotongan gaji, atau pemberhentian kerja. Akibatnya, semakin banyak perlakuan buruk yang diterima oleh para pekerja. Menurut laporan Accenture for Humanity United 2012, para buruh yang bekerja di perkebunan kelapa sawit rentan mengalami eksploitasi, diantaranya sepeti bekerja secara paksa, sistem gaji yang rendah, bekerja dan hidup pada kondisi lingkungan yang buruk, rawan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual, serta banyaknya perekrutan perkerja di bawah umur. Keempat, yaitu kerusakan lingkungan dan musnahnya habitat asli hewan. Kerusakan lingkungan akibat dari ekspansi lahan perkebunan sangat rentan terjadi, hal ini dikarenakan proses pembersihan lahan kerap dilakukan dengan cara merusak dan membakar hutan. Asap dari pembakaran lahan ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cukup ekstrim. Akibat perluasan perkebunan kelapa sawit juga berdampak pada hilangnya habitat alami hewan. Seperti yang terjadi di kawasan hutan tropis Kalimantan dan Sumatera. Penebangan hutan untuk dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan menjadi penyebab utama penurunan jumlah orang utan. Banyak orang utan yang mati kelaparan akibat dari hilangnya sumber makanan mereka. Adapula orang utan yang mati akibat dibunuh oleh para pekerja perkebunan karena dianggap sebagai hama dan mengganggu alih fungsi hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit yang terjadi tidak terlepas dari ketergantungan produksi manusia atas sumber daya alam serta ketidaksadaran manusia sebagai penghuni bumi untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar. Untuk itu, perlu adanya upaya atau kebijakan yang dibuat untuk mengurangi eksploitasi berlebih dan melindungi kelestarian alam. Salah satu cara yaitu dengan melindungi lahan-lahan pangan tersebut dengan menjadikannya lahan pertanian pangan berkelanjutan. Sehingga diharapkan terjadi keseimbangan bagi individu, ekologi, dan ekonomi masyarakat sekitar. Lihat Nature Selengkapnya
JawabanHutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida, habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta merupakan satu di antara aspek biosfer bumi yang paling penting